TUGAS 1
Diajukan kepada Prof. Dr. Marsigit, M. A.
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk memenuhi Tugas Filsafat Ilmu
Oleh
Syahidah Madyuni
NIM 21309251090
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat adalah ilmu tentang pola pikir, sumber-sumber yang dipikir apa saja dan pembenarannya, bagaimana logikanya, apa saja cakupannya, bagaimana tatacara, etik dan estetikanya, menurut siapa, kapan, dan dimana. Belajar filsafat cakupannya sangat luas yakni alam semesta sehingga sebelum belajar filsafat kita harus menguatkan dan menegakkan kembali spiritual kita. Semua tentang Tuhan cukup kita percayai dan yakinkan didalam hati. Sebelum belajar filsafat dan memahami pendapat para filsuf, ingat kebenaran mutlak milik Allah, dan dasar kehidupan adalah keimanan Agama.
Mempelajari filsafat tidaklah semudah yang kita bayangkan, kunci utama dalam belajar filsafat adalah baca baca dan membaca. Semakin banyak membaca semakin luas pemikiran yang kita miliki. Selain membaca, cara mempelajari filsafat dengan metode hidup yakni pengalaman. objek filsafat yakni yang ada dan yang mungkin ada. sehingga hakekat dalam belajar filsafat mengadakan yang mungkin ada bagi seseorang yang mempelajarinya.
Filsafat dalam pendidikan matematika dapat membantu pendidik untuk memahami karakter siswa, memilih dan memahami metode yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran karena pendidik seharusnya memberikan keleluasaan bagi siswa untuk membangun pemikirannya dari bertanya, seperti yang dilakukan Rene Decrates yang menyatakan aku ada karena aku berpikir (cogito ergo sum).
BAB II
PEMBAHASAN
Awal mulannya filsafat terbagi menjadi dua sisi yakni tetap dan berubah. Tokoh yang mencetus teori tetap adalah Parmenides lahir pada tahun 540 SM dan meninggal pada tahun 470 SM. Parmindes menyakan bahwa segala sesuatu bersifat tetap. Sedangkan Heraclitos lahir sekitar 540-480 SM menyatakan bahwa segala sesuatu itu berubah.
Menurut Parmenides, awal dari segala macam kegiatan sifat di atas manusia adalah fatal yang artinya terpilih. Terpilih yang berarti takdir. sehingga muncul sifat metafisik manusia. Metafisik adalah sifat dibalik sifat, sifat mendahului sifat, sifat mengikuti sifat, sifat mempunyai sifat. Sifat yang dimiliki misalnya sifat tetap. Contohnya saya tidak bisa mengubah takdir semalam saya mengerjakan tugas Filsafat Ilmu, saya tidak bisa merubahanya karena tugas yang saya kerjakan terpilih semalam dan sudah terjadi. Pada sifat tetap berlanjut idealism berarti absolutism, spiritualisme, Kausa Prima yang berarti sebab dari segala sebab. disini muncul definisi, asumsi, logika, coherenism, analitik konsisten, aksioma, hukum, formalism, normative, -apriori, rasionalism.
Menurut Heraclitos perubahan terjadi pada alam semesta, tidak ada satupun di alam semesta yang sifatnya permanen awal kegiatan sifat di bawah manusia adalah Vital artinya memilh, .memilih yang berarti ikhtiar. Pada sifat berubah berlanjut materialism misalnya benda kenudian muncul contoh, hukm alam, coresponcism (realita, fakta, persepsi), sintetik, aposteriori, berdasarkan pengalaman, empiricism.
Dalam berfilsafat bisa kita gunakan keduanya, sesuai dengan tempat dan waktunya. Sesuatu yang tetap contoh orang tuanya, anaknya, kakaknya dan lain sebagainya. Sedangkan yang berubah, segala sesuatu dapat berubah, yang tadi menjadi sekarang, yang sekarang menjadi nanti. Sehingga hukum yang tetap memenuhi hukum identitas A = A, dan hukun yang berubah memenuhi kontradiksi. Pada teori tetap bersifat tautologys sedangkan pada teori berubah bersifat novelty. Untuk berkompromi dengan sifat keduanya, yakni alam A= A+ 1
Seorang filsuf bernama Descartes mengenalkan teori tentang rasionalism,abstrak, teori, konsep, scepticism, skepticism kemudian ditentang oleh pemikiran empiricism oleh David Humme realis, realitas, kontradiktif, kenyataan, intuitis, bayangan, pengalaman, model, pluralism, sintetik, naturalis
Pada tahun 1671, lahirlah pemikiran Immanuel Kant tentang Sintetik Apriori - bukunya yang terkenal adalah The Critic Of Pure Reason. Jadi pengetahuan dicapai lewat perpaduan antara konsep dengan pengalaman. Kant mengatakan kedua pemahaman tersebut penting, karena semua unsur penting menjadi ilmu, sehingga sebenarnya ilmu harus bersifat sintetik apriori. Kajian dari filsafat adalah pemikiran para Filsuf. dan tahun 1671 ini kemudian disebut zaman modern menurut filsafat, kemudian post modern dan saat ini di jaman kontemporer.
Selanjutnya lahir kembali pemikiran Aguste Comte tentang positivism. Auguste Comte lahir di Montpellier, Perancis, 17 Januari1798 – meninggal di Paris, Perancis, 5 September 1857 adalah seorang filsuf Perancis yang menyatakan bahwa dunia tidak perlu agama, karena agama tidak logis. Comte berpendapat jawaban tentang perkembangan sosial harus dicari dari karakteristik yang membedakan manusia dan binatang yaitu perkembangan inteligensinya.
Comte mengajukan tentang tiga tingkatan inteligensi manusia, yakni teori evolusi atau yang biasa disebut hukum tiga tahap yaitu:
1. Tahap teologis è Tahap ini meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dikendalikan oleh kekuatan supranatural yang dimiliki oleh para dewa, roh atau Tuhan.
2. Tahap metafisik è muncul konsep-konsep abstrak atau kekuatan abstrak selain tuhan yakni alam. Segala kejadian di muka bumi adalah hukum alam yang tidak dapat diubah
3. Tahap positivisme è tahap ini semua gejala alam atau fenomena yang terjadi dapat dijelaskan secara ilmiah berdasarkan peninjauan, pengujian dan dapat dibuktikan secara empiris. Tahap ini menjadikan ilmu pengetahuan berkembang dan segala sesuatu menjadi lebih rasional, sehingga tercipta dunia yang lebih baik karena orang cenderung berhenti melakukan pencarian sebab mutlak (Tuhan atau alam) dan lebih berkonsentrasi pada penelitian terhadap dunia sosial dan fisik dalam upayanya menemukan hukum yang mengaturnya
Berdasarkan uraian dan peimikiran-pemikiran dari para filsuf di atas, merupakan dapat dijadikan pemikiran oleh pendidik untuk memahami dan menghargai pemikiran – pemikiran, pengetahuan- pengetahuan siswa yang telah mereka miliki, baik berdasarkan pengalaman belajar siswa maupun pengalaman kehidupan sehari-hari kemudian dapat dikaitkan dalam pembelajaran matematika. Spiritual juga diperlukan dalam pembelajaran matematika sehingga saat mereka berdoa sebelum dan setelah belajar akan menimbulkan pertanyaan. Apa hubungan antara belajar matematika dan doa? doa merupakan salah satu bentuk usaha manusia dalam menggapai ridho Allah SWT.
Selain itu, dalam mengajarkan matematika tidak harus dimulai dengan menjelaskan defiinisi bahkan teorema., karena anak – anak masih pada tahap aposteriori yakni berdasarkan pengalaman yang mereka hadapi atau lihat, fakta empiris. Sehingga pendidik diharapkan menggunakan sintetik apriori yakni dapat memberikan contoh-contoh yang terdapat disekitar siswa dikaitkan ke dalam matematika kemduian pendidik membimbing dan membantu siswa untuk menemukan sendiri definisi berdasarkan contoh – contoh yang diberikan.
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah perlu ataupun harus menggunakan pembelajaran matematika berdasarkan teori Immanuel Kant yakni sintetik a-priori yakni menggabungkan hasil pengalaman –pengalaman yang dimiliki siswa kemudian dikaitkan dengan pemikiran-pemikiran secara logis sehingga menghasilkan pemikiran baru. Maka, perlunya integrasi pemikiran logicm, rasionalism dan pemikiran empiricm agar tercapai pembelajaran matematika yang bermakna.
0 comments:
Post a Comment